Jenis - Jenis Spektrofotometer Bagian I

Jenis - Jenis Spektrofotometer 

    Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma/ kisi difraksi dan detektor tabung foto hampa.




     Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.

Spektrofotometer terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Spektrofotometer Visible (Spektro Vis)

    Pada spektrofotometer ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak (Visible). Cahaya tampak merupakan spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh mata kita, entah itu merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu, putih, dan lain sebagainya. selama itu dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (Visible).

   Sumber sinar tampak yang pada umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu tungsen, yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia  dengan simbol W dan no atom 74. Tungsen mempunyai titik didih yang tinggi dibanding logam lainnya, karena sifat inilah maka digunakan sebagai sumber lampu. Sample yang dapat di analisa dengan metode ini hanya sample yang memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari spektrofotometri visible. untuk sample yang tidak memliki warna harus terlebih dahulu di buat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan alat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.

   Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut. Protein terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat berwarna agar dapat dianalisa. Reagent yang bisa digunakan adalah reagent Folin.

   Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide pada protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi pada panjang gelombang 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru menandakan banyaknya senyawa kompleks yan terbentuk yang berarti semakin besar konsentrasi protein terlarut dalam sample.

2. Spektrofotometer UV (Ultraviolet)

   Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium yang disebut juga dengan heavy hidrogen. merupakan isotop hidrogen stabil yang terdapat berlimpah dilaut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna (Bening/Transparan)

  Oleh karena itu sample  yang tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu di ingat, sample keruh harus tetap dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Sebagai contoh pada analisa protein terlarut jika menggukanan spektofotometri visible, sample terlebih dahulu dibuat berwarna dengan reagent Folin, maka bila menggunakan spektrofotometri UV, sample dapat lang sung dianalisa. Ikatan peptide pada protein terlarut akan menyerap sinar UV pada panjang gelombang sekitar 20 nm. Sehingga semakin banyak sinar yang diserap sample, maka konsentrasi protein terlarut semakin besar. 

   Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain selain alat yang juga menyerap pada pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa.


Demikian itu adalah beberapa jenis-jenis spektrofotometer yang sudah saya bahas, untuk jenis yang lainnya akan saya bahas pada postingan selanjutnya. yaitu mengenai Jenis spektrofotometer UV-Vis, dan Spektrofotometer IR (Infra Red)

Terimakasih atas kunjungannya jangan lupa baca artikel menarik lainnya.

No comments:

Post a Comment